Pages

February 20, 2011

sorry

Dalam hidup ni ada banyak perkara yang kita sering menyesal. Dan penyesalan itu hadir saat kita melangkah kealam dewasa. Apakah perasaan itu biasa atau itu hanyalah imbasan dari kesilapan dulu yang menuntut kita mengingati kembali betapa jahilnya kita dalam menilai hati sendiri? Apakah kemaafan itu terlalu besar nilainya? Kalau ya bererti setiap dari manusia yang melakukan salah harus bayar dengan nilai yang sangat besar hanya untuk sebuah kemaafan.

Satu kisah yang terjadi pada seseorang yang benar2 menuntut sebuah pengorbanan demi satu kemaafan. Seseorang yang dulunya hanya inginkan satu kepuasan dalam permainan hidup akhirnya jatuh dalam permainan yang dibina sendiri dan kini dia terikat dalam satu takdir yang menuntut satu kemaafan dari seseorang yang bergelar sahabat. Walau penyesalan itu lewat hadir dalam hatinya namun ianya tetap hadir. Apa yang perlu dia lakukan Cuma satu, ucapan kata “ya” dari seseorang yang telah tergores hatinya bukan sekali tapi berkali hati itu terluka.

Baru kini dia sedar kasihnya sahabat itu ikhlas tanpa paksaan dan kepalsuan namun semua itu tiada lagi gunanya..walau berkali dia menjerit dan meraung minta sahabat itu dikembalikan namun akibat dari kesilapan lalu, sahabat itu pergi dan takkan pernah kembali lagi.

Cuma satu yang perlu dia lakukan kini, pohon kemaafan setulusnya dan berharap agar sahabat itu menemui kebahagiaan yang dicari selama ini kerana dia tak bisa memberikan kebahagiaan itu. Yang ada Cuma penyesalan dan keperitan. Dia hanya berharap agar dia dilupakan dari ingatan sahabat itu. Dia dilupakan sebagai orang yang telah memberikan parut luka yang amat dalam.

“Carilah orang yang boleh memberikan kebahagiaan dan boleh menyayangi sepenuhnya bukanlah orang yang hanya mampu melukai.”

Itu yang ingin sekali dia ungkapan pada sahabatnya itu. Walau dia ingin sekali mengungkapkan itu dan meleraikan kembali segala janji yang pernah terucap dulu.. hanya itu…

No comments:

Post a Comment